Sebenarnya ada banyak sekali jenis grafik dan cara analisis teknikal saham yang dapat kita pilih untuk membaca pergerakan harga. Namun menurut pengalaman saya, tidak semuanya cocok untuk trading dan investasi saham di Bursa Efek Indonesia. Karena ada beberapa jenis grafik analisis teknikal saham yang lebih cocok digunakan untuk trading di bursa lain.
Salah satu dari 3 Prinsip Dasar Analisis Teknikal Saham adalah: Market Action Discounts Everything. Yang kurang lebih artinya: Pergerakan harga sudah mewakili segala macam info dan berita.
Itu berarti, seorang trader dan investor saham yang menggunakan analisis teknikal, tidak perlu repot-repot mencari-cari info dan berita. Karena apa pun info dan beritanya, kesimpulannya sudah tertera pada pergerakan harga saham.
Kalau info dan beritanya bagus, maka akan disambut dengan sentimen positif oleh market, dan harga akan bergerak naik. Begitu pun sebaliknya. Kalau info dan beritanya jelek, maka akan disambut dengan sentimen negatif oleh market, dan harga akan bergerak turun.
Namun sekarang permasalahannya adalah: bagaimana cara membaca pergerakan harga, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan tentang sentimen positif dan negatif?
Bagaimana kita bisa yakin, bahwa harga saham akan naik? Dan dari mana kita tahu, bahwa harga saham memang akan turun? Lalu apakah saham yang hari ini naik, maka besok juga masih naik? Bagaimana dengan saham yang hari ini turun, apakah besok juga masih akan turun?
Dulu, sebelum saya mempelajari ilmu analisis teknikal saham yang lebih dalam, saya kira cara membaca pergerakan harga saham adalah dengan memperhatikan indikator. Tapi ternyata saya salah. Sebab indikator analisis teknikal saham itu justru faktor ke sekian yang harus diperhatikan.
Karena setelah saya pelajari kembali, ternyata membaca pergerakan harga itu bukan dari indikator. Secara ilmu analisis teknikal saham, pergerakan harga saham harus dibaca langsung dari grafik (chart) sahamnya itu sendiri, bukan dari indikator sahamnya!
Dan untungnya, untuk membantu kita menganalisis pergerakan harga saham, tersedia berbagai jenis grafik analisis teknikal saham yang dapat kita gunakan.
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas tentang 7 jenis grafik analisis teknikal saham, yang semuanya ada dan tersedia di kebanyakan platform Online Trading (termasuk juga disediakan secara GRATIS oleh Tradingview).
Jenis Grafik dan Cara Analisis Teknikal Saham #1: Line Chart
Line Chart adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang paling sederhana. Karena bentuknya hanya berupa seutas garis saja. Simple and to the point.
Pada umumnya Lince Chart menghubungkan titik-titik harga penutupan (closing price). Karena dalam analisis teknikal saham, harga penutupan adalah harga yang paling penting, yang menyimpulkan sentimen hari itu.
Kalau harga saham hari ini ditutup naik, itu berarti sentimen hari itu positif. Begitu pun sebaliknya, kalau harga saham ditutup turun, berarti sentimennya negatif.
Namun sebenarnya, kita bisa mengatur (setting), agar Line Chart menunjukkan harga selain penutupan. Entah itu berdasarkan harga pembukaan hari itu (opening price), harga tertinggi (high price), maupun harga terendah (low price).
Meskipun untuk trader dan investor saham pemula, saya tetap menyarankan untuk menggunakan Line Chart berdasarkan harga penutupan (closing price). Sebab bagi yang belum terbiasa melakukan analisis teknikal saham, menggunakan setting Line Chart berdasarkan harga yang lain hanya akan menambah kebingungan.
Lalu bagaimana cara menggunakan jenis grafik analisis teknikal Line Chart? Bagaimana cara membaca pergerakan harga saham, yang paling mudah dan sederhana, yang dapat dilakukan oleh semua trader dan investor saham pemula?
Jawabannya adalah: Trendline dan Support/Resistance Level
Untuk menentukan perubahan trend pergerakan harga saham, dari trend naik (bullish) ke trend turun turun (bearish), kita tinggal menggambar garis trend menaik, seperti ilustrasi di bawah ini…
Untuk menentukan perubahan trend pergerakan harga saham, dari trend turun (bearish) ke trend naik (bullish), kita hanya perlu menggambar garis trend menurun, seperti ilustrasi di bawah ini…
Sedangkan untuk menentukan Support/Resistance Level, pada saat market sedang bergerak sideways (non-trending), kita tinggal menggambar garis Support/Resistance seperti biasa. Menarik garis yang menghubungkan dari puncak ke puncak (high to high), atau lembah ke lembah (low to low), seperti ilustrasi di bawah ini…
Jenis Grafik dan Cara Analisis Teknikal Saham #2: Bar Chart
Bar Chart adalah salah satu jenis grafik analisis teknikal yang paling populer di antara para trader dan investor saham di seluruh dunia (selain Candlestick Chart).
Bar Chart memberikan informasi yang lebih lengkap ketimbang Line Chart. Karena selain memberikan informasi tentang harga penutupan (closing price), Bar Chart juga menampilkan informasi tentang harga pembukaan (opening price), harga tertinggi (high price) dan harga terendah (low price).
Seperti namanya, Bar Chart berbentuk seperti batang vertikal, dengan 2 garis kecil yang menunjukkan posisi harga pembukaan (opening price), dan harga penutupan (closing price). Untuk lebih jelasnya, silakan lihat ilustrasi di bawah ini…
Informasi tentang Open High Low Close (OHLC) tersebut sangat berguna, karena selain menunjukkan bagaimana sentimen market di hari tersebut, kita juga dapat mengetahui bagaimana sentimen tersebut berubah dan berkembang sepanjang hari.
Apakah sentimennya memang sudah positif sepanjang hari? Apakah sentimen pasar memang negatif sejak harga pembukaan? Ataukah ada perubahan sentimen yang terjadi di pertengahan sesi? Sehingga dari yang tadinya positif, lalu berubah menjadi negatif? Atau sebaliknya, dari yang tadinya negatif, kemudian berkembang menjadi sentimen positif?
Tidak seperti Candlestick Chart, secara default, Bar Chart hanya mengenal 1 warna saja. Meskipun saat ini, banyak aplikasi yang menampilkan Bar Chart berwarna-warni (seperti yang ditampilkan oleh TradingView). Namun sebenarnya, apa pun warna Bar Chart, tidak ada pengaruhnya terhadap analisis teknikal saham yang kita lakukan.
Kenapa begitu? Karena Bar Chart adalah termasuk analisis teknikal klasik, yang sudah digunakan sejak tahun 1889. Yes! Bar Chart yang kita kenal sekarang, sebenarnya sudah digunakan oleh para trader dan investor saham sejak lebih dari 120 tahun yang lalu!
Pada masa itu, analisis teknikal klasik menggunakan pola-pola grafik (chart pattern), untuk melakukan analisis pergerakan harga. Contoh pola-pola analisis teknikal klasik, misalnya seperti: Double Tops, Double Bottoms, Triangle, Head and Shoulders, dsb. Dan menurut pengalaman saya, pola-pola tersebut akan jauh lebih mudah dikenali dengan menggunakan Bar Chart.
Berikut adalah contoh pola Double Tops pada saham JSMR, yang ditampilkan dengan menggunakan Bar Chart…
Berikut adalah contoh pola Double Bottoms pada saham LSIP, yang ditampilkan dengan menggunakan Bar Chart…
Berikut adalah contoh pola Triangle pada saham INDY, yang ditampilkan dengan menggunakan Bar Chart…
Berikut adalah contoh pola Head and Shoulders pada saham PTBA, yang ditampilkan dengan menggunakan Bar Chart…
Tidak hanya contoh-contoh di atas. Sebenarnya masih banyak lagi pola-pola analisis teknikal klasik, yang akan lebih mudah dikenali, jika pergerakan harganya kita lihat dengan menggunakan jenis grafik analisis teknikal Bar Chart. Misalnya: Cup and Handle, Flag and Pole, Fry Pan, Diamond, dan lain sebagainya.
Jenis Grafik dan Cara Analisis Teknikal Saham #3: Candlestick Chart
Candlestick Chart adalah jenis grafik analisis teknikal yang paling populer. Begitu populernya, hampir semua aplikasi analisis teknikal saham akan menampilkan Candlestick Chart secara default (setting awal). Dan rasa-rasanya, setahu saya, tidak ada aplikasi analisis teknikal saham yang tidak menyediakan Candlestick Chart.
Candlestick Chart adalah jenis grafik analisis teknikal yang paling populer, karena selain informasi yang ditampilkan juga sama dengan Bar Chart, tampilan Candlestick Chart juga jauh lebih menarik dan mudah dimengerti.
Sama seperti Bar Chart yang menampilkan harga OHLC (Open High Low Close), jenis grafik Candlestick Chart juga menampilkan informasi yang sama. Candlestick Chart menampilkan harga pembukaan (opening price), harga tertinggi (high price), harga terendah (low price), dan harga penutupan (closing price).
Namun faktor utama yang paling membedakan kedua jenis grafik analisis teknikal ini adalah pada komponen harga saham yang menjadi fokus analisis.
Pada Bar Chart, yang menjadi fokus analisis adalah trading day range. Sehingga para pengguna Bar Chart sangat memperhatikan harga tertinggi (high price) dan harga terendah (low price).
Sedangkan pada Candlestick Chart, yang menjadi fokus analisis adalah trading day conclusion. Sehingga para pengguna Candlestick Chart lebih memperhatikan harga pembukaan (opening price) dan harga penutupan (closing price). Itulah sebabnya, bentuk dan warna Candlestick sangat menentukan hasil analisis!
Selain perbedaan diatas, perbedaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah, Candlestick Chart memiliki pola dan formasi tersendiri. Bahkan pola dan formasi ini juga masing-masing memiliki nama yang unik, yang membedakan dengan pola-pola analisis teknikal saham klasik.
Candlestick Chart sebenarnya memiliki puluhan pola dan formasi (pattern). Namun secara umum, kita dapat membaginya menjadi 3 bagian besar. Yaitu: pola formasi yang terbentuk oleh satu, dua, dan tiga candlestick.
Contoh pola dan formasi Candlestick Chart yang hanya terbentuk oleh 1 Candlestick saja…
Contoh pola dan formasi Candlestick Chart yang terbentuk oleh 2 buah (sepasang) Candlestick…
Contoh pola dan formasi Candlestick Chart yang harus dibentuk oleh 3 buah Candlestick…
Seperti yang tadi sudah sedikit dibahas, Candlestick Chart memiliki banyak sekali pola dan formasi. Yang kita tampilkan barusan hanyalah segelintir dari puluhan pola dan formasi Candlestick yang dikenal. Bahkan ada beberapa sumber bacaan yang menyebutkan, bahwa pola dan formasi Candlestick Chart itu ada ratusan!
Namun untungnya, sebenarnya Anda tidak perlu mempelajari atau menghafal sampai ratusan pola dan formasi tersebut. Karena menurut pengalaman saya, sebenarnya cuma ada 7 pasang pola Candlestick Chart, yang paling ampuh dan akurat untuk trading dan investasi di Bursa Efek Indonesia.
Dan 7 pasang pola Candlestick Chart tersebut, sudah kita bahas dengan detail dan mendalam di TRANSIT Investing Masterclass (versi PRO dan PRO+). Lengkap dengan contoh-contoh kasus, serta penjelasan tentang PTC (Pattern, Trend, and Context).
Analisis Candlestick dengan PTC (Pattern, Trend, and Context) ini sangat penting sekali. Karena disinilah kesalahan utama dari kebanyakan trader dan invetor saham di Indonesia. Padahal kalau kita paham tentang Candlestick PTC, tingkat akurasi analisis Candlestick kita akan meningkat hingga 90%!
Jenis Grafik dan Cara Analisis Teknikal Saham #4: Heikin Ashi
Heikin Ashi adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang kurang begitu populer di Indonesia. Bahkan sangat sedikit trader dan investor yang mengetahui keberadaan jenis grafik analisis teknikal saham yang satu ini. Dan lebih sedikit lagi yang paham cara membacanya.
Padahal Heikin Ashi adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang paling mudah dibaca dan dipahami. Bahkan begitu mudahnya, sampai-sampai banyak trader dan investor saham yang agak meremehkan.
Nama Heikin Ashi terdiri dari 2 kata, yaitu Heikin dan Ashi. Secara harafiah, Heikin berarti rata-rata, dan Ashi artinya pergerakan. Sehingga kalau digabungkan, makna Heikin Ashi berarti “pergerakan rata-rata”.
Secara sekilas, bentuk Heikin Ashi agak mirip dengan Candlestick Chart. Ada warnanya, ada sumbunya, dan ada badan candlestick-nya. Tapi persamaan dan kemiripan tersebut hanya sebatas sampai di situ saja. Sedangkan komponen yang lainnya benar-benar jauh berbeda sama sekali.
Sebagai contoh, dalam jenis grafik analisis teknikal saham Heikin Ashi, sama sekali tidak dikenal pola-pola dan formasi Candlestick. Pola-pola dan formasi Candlestick seperti Hammer, Shooting Star, Harami, Engulfing, Morning Star, Evening Star, dan lain sebagainya. Itu semua tidak ada dalam Heikin Ashi.
Gampangnya, cara membaca Heikin Ashi hanya ada 2 kriteria saja, yaitu: Candle hijau berarti trend naik (Bullish), sedangkan Candle merah berarti trend turun (Bearish). Sesederhana itu saja.
Candle hijau yang panjang, berarti trend naik sedang kuat-kuatnya (Strong Bullish). Semakin panjang badan candle-nya, dan semakin panjang sumbu atas candle-nya, berarti semakin kuat trend-nya.
Begitu pun sebaliknya. Candle merah yang panjang, adalah indikasi dari tekanan jual dan trend turun yang kuat (Strong Bearish). Semakin panjang badan candle-nya, dan semakin panjang sumbu bawahnya, berarti tekanan jual juga semakin besar.
Namun tentang sumbu candle yang ada di Heikin Ashi Chart, ada satu hal penting yang perlu kita perhatikan.
Seperti yang dapat kita lihat, ketika market sedang dalam kondisi trend naik yang kuat (Strong Bullish), semua candle hanya menampilkan sumbu atas. Tidak ada sumbu bawah sama sekali.
Begitu pun ketika market sedang dalam keadaan trend turun yang kuat (Strong Bearish). Hampir semua candle hanya menampilkan sumbu bawah. Tidak ada candle yang menampilkan sumbu ke atas.
Untuk itu, coba perhatikan chart di bawah ini…
Kondisi ketika Heikin Ashi Chart memiliki sumbu atas dan sumbu bawah, adalah kondisi dimana market bergerak Sideways (non-trending). Kondisi ini biasanya (namun tidak selalu), menunjukkan adanya perubahan trend. Entah itu dari trend naik ke trend turun, atau pun sebaliknya.
Itulah sebabnya, ketika candle Heikin Ashi menampilkan sumbu atas dan sumbu bawah, biasanya itulah saatnya kita untuk siap-siap melakukan Buy dan Sell. Karena candle tersebut menunjukkan adanya potensi dan kemungkinan untuk harga berbalik arah (market reversal).
Yang menariknya, tingkat akurasi dan kekuatan jenis grafik analisis teknikal Heikin Ashi Chart, masih dapat ditingkatkan dengan cara digabungkan dengan metode dan indikator analisis teknikal saham yang lain. Misalnya: digabungkan dengan Support/Resistance, tarik-tarikan garis trendline, indikator analisis teknikal MACD atau Moving Averages.
Bahkan banyak juga trader dan investor saham yang menggunakan Heikin Ashi yang digabungkan dengan Candlestick Chart. Dan kalau kita tahu caranya, kombinasi tersebut dapat meningkatkan akurasi analisis teknikal kita secara signifikan!
Jenis Grafik dan Cara Analisis Teknikal Saham: Renko, Kagi, Three-Line Break
Ketiga jenis grafik analisis teknikal saham ini cukup berbeda kalau dibandingkan dengan jenis grafik analisis teknikal saham yang lain. Sangking berbedanya, benar-benar jarang sekali trader dan investor saham di Indonesia yang menggunakan chart jenis ini.
Renko, Kagi dan Three-Line Break adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang berasal dari Jepang. Sama seperti Candlestick dan Heikin Ashi. Bahkan usianya mungkin tidak kalah tuanya dengan Bar Chart.
Lalu mengapa ketiga jenis grafik analisis teknikal saham ini (Renko, Kagi dan Three-Line Break) sangat menarik untuk dipejalari?
Sebab ketiganya amat sangat mudah dipelajari. Begitu mudahnya, sinyal Buy/Sell yang dihasilkan juga sangat jelas dan gamblang.
Jenis Grafik Analisis Teknikal: Renko Chart
Konon katanya, Renko berasal dari kata “Renga”, yang dalam bahasa Jepang berarti “batu bata”. Dan memang, penampilan Renko Chart sangat menyerupai bentuk batu bata.
Hal terpenting yang harus kita ketahui ketika membaca Renko Chart adalah: Balok hijau berarti sinyal Buy. Balok merah berarti sinyal Sell. That’s it!
Memang sesederhana itu saja. Tidak perlu menghafal pola dan formasi. Tidak perlu memusingkan panjang sumbu dan badan candle.
Jenis Grafik Analisis Teknikal: Kagi Chart
Kagi Chart pertama kali digunakan pada tahun 1870an, ketika Bursa Efek Jepang dibuka. Dan cara kerjanya sangat mirip sekali dengan Point and Figure Chart.
Cara terbaik untuk melakukan analisis teknikal saham, dengan menggunakan Kagi Chart, adalah untuk memantau terjadinya market reversal (harga saham berbalik arah). Dan jenis grafik analisis teknikal ini, paling efektif jika digabungkan dengan Support/Resistance dan Trendline.
Jenis Grafik Analisis Teknikal: Three-Line Break
Sama seperti halnya Kagi Chart, Three-Line Break adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang fokus utamanya adalah untuk memantau market reversal (harga saham berbalik arah).
Sebenarnya ada banyak sekali metode trading dan strategi investasi saham dengan menggunakan Three-Line Break. Namun cara termudah adalah dengan memperhatikan 3 bar berturut-turut.
Jika muncul 3 bar hijau berturut-turut, itu artinya market sedang berada dalam fase akumulasi (atau re-akumulasi). Dan kemungkinan setelah itu market akan segera memasuki fase trend naik (Bullish). Lakukan BUY begitu Three-Line Break membentuk bar hijau selanjutnya.
Berlaku juga sebaliknya. Jika muncul 3 bar merah berturut-turut, itu artinya market sedang berada dalam fase distribusi (atau re-distribusi). Dan kemungkinan setelah itu market akan segera memasuki fase trend turun (Bearish). Lakukan SELL begitu Three-Line Break membentuk bar merah berikutnya.
Bagaimana Analisis Teknikal Mendeteksi Sentimen Market?
Seperti yang kita bahas di awal, salah satu prinsip dasar analisis teknikal adalah: Market Action Discounts Everything. Yang berarti: Pergerakan harga sudah mencerminkan segala macam informasi dan berita.
Sebagai pengguna analisis teknikal saham, yang perlu kita lakukan hanyalah melihat dan menganalisis grafik analisis teknikal. Itu saja. Tidak perlu mencari-cari info dan berita. Karena toh apa pun yang terjadi, apa pun sentimennya, sudah terwujud dalam bentuk pergerakan harga.
Sampai disini, biasanya akan muncul pertanyaan: Bagaimana proses terbentuknya sentimen market? Bagaimana logika di balik pergerakan harga? Bagaimana kita bisa begitu yakin, bahwa pergerakan harga sudah mencerminkan sentimen tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyan tersebut, kita harus memahami apa yang saya sebut sebagai Alur dan Siklus Pergerakan Harga.
Dan alur dan siklus inilah yang akan kita bahas di TRANSIT Investing Masterclass (Basic). Dimana kita akan membahas bagaimana proses harga bergerak, serta bagaimana modus harga digerakkan.
TRANSIT Investing Mastercalss (Basic) ini tersedia GRATIS, untuk jangka waktu dan kuota terbatas. Anda cukup melakukan registrasi, kemudian sistem kami akan mengirimkan link untuk mengakses video-videonya, dan Anda bisa langsung mulai belajar!
