Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham

Terlepas dari popularitas metode analisis teknikal Candlestick, ternyata masih banyak trader dan investor yang belum paham cara membaca Candlestick dengan benar. Untuk itu, pada tulisan ini, kita akan mengupas tuntas tentang analisis teknikal saham dengan menggunakan pola Candlestick.

Kalau misalnya kita bertanya kepada para trader dan investor saham di Indonesia: Jenis grafik (chart) analisis teknikal saham apa yang paling sering digunakan?

Maka, menurut pengalaman saya, jawaban yang akan paling banyak muncul adalah: Candlestick!

Yes. Candlestick boleh dikatakan, adalah jenis grafik analisis teknikal saham yang paling populer diantara para trader dan investor di Indonesia. Bahkan mungkin tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga di seluruh dunia.

Begitu populernya jenis grafik ini, hampir semua aplikasi analisis teknikal saham, akan menampilkan Candle Chart sebagai default setting (termasuk TradingView). Dan sepanjang pengetahuan saya, rasanya tidak ada aplikasi yang tidak menyediakan tampilan dalam bentuk Candle.

Namun, meskipun jenis grafik ini sudah begitu populer dan banyak digunakan, tapi ternyata banyak trader dan investor saham di Indonesia yang masih belum benar-benar paham cara membacanya.

Padahal menurut pengalaman saya, metode ini adalah salah satu metode analisis teknikal terbaik dan paling akurat untuk investasi saham. Terutama karena sangat fleskibel dan bisa digabungkan dengan indikator analisis teknikal yang lain. Sehingga amat sangat disayangkan sekali, kalau sampai kita tidak tahu cara membacanya.

Analisis Teknikal Candlestick: Sejarah dan Latar Belakang

Analisis teknikal Candlestick bisa menjadi metode yang sangat populer seperti sekarang ini, tentu tidak terlepas dari jasa Steve Nison. Beliau bahkan telah menulis beberapa buah buku. Dan salah satunya yang paling terkenal adalah Japanese Candlestick Charting Techniques (terbit pertama kali di tahun 1991).

Namun sebenarnya, sejarah dan latar belakang metode analisis ini justru jauh lebih “kuno” lagi. Bahkan mungkin boleh dibilang, ini adalah jenis analisis teknikal yang paling kuno yang masih kita kenal sampai sekarang.

Konon menurut ceritanya, metode ini telah digunakan di Jepang sejak tahun 1700an. Dan menurut catatan sejarah, orang pertama yang diketahui menggunakannya adalah Munehisa Homma, seorang pedagang beras yang berasal dari Sakata. Pada waktu itu, beliau adalah salah satu dari sekian banyak pedagang beras, yang melakukan jual beli beras di Dojima Rice Market, sebuah pasar besar di Osaka.

Dan konon katanya, berkat metode ini, Munehisa Homma menjadi salah seorang pedagang beras yang paling kaya dan paling sukses di Osaka. Begitu sukses dan terkenalnya, beliau sempat menjadi penasehat Kaisar Jepang, dan membantu pemerintah untuk menstabilkan harga beras, sehingga rakyat terhindar dari krisis pangan berkepanjangan.

Catatan sejarah mengenai Munehisa Homma, dapat kita ketahui dengan jelas, karena pada tahun 1755, beliau menulis sebuah buku yang berjudul “The Fountain of Gold: The Three Monkey Record of Money”. Buku tersebut memuat hasil pengamatan dan berbagai pemikiran beliau tentang investasi, tentang ekonomi dan tentang pergerakan harga di pasar.

Analisis Teknikal Candlestick: Kelebihan dan Kekuatan

Analisis teknikal Candlestick bisa menjadi sedemikian populer, tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Berikut adalah kelebihan dan kekuatan dari metode ini.

Kekuatan Analisis Teknikal Candlestick #1: Fleksibel dan Adaptif

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Analisis teknikal Candlestick adalah metode analisis teknikal saham yang sangat fleksibel. Metode ini dapat dipadupadankan dengan metode dan indikator analisis teknikal saham apa pun.

Entah itu metode Elliot Wave, Fibonacci, Gann Numbers, Support/Resistance level. Maupun digabungkan dengan indikator analisis teknikal saham seperti Stochastic, MACD, Moving Averages, RSI, dan lain sebagainya.

Intinya, apa pun metode dan indikator analisis saham yang kita gunakan sekarang, dapat digabungkan dengan analisis teknikal Candlestick dengan realtif mudah.

Kekuatan Analisis Teknikal Candlestick #2: Mudah Dibaca dan dimengerti

Tampilan dari analisis teknikal Candlestick sangat mudah dibaca dan dipahami. Candle warna hijau berarti harganya naik. Candle warna merah berarti harga turun. Sesederhana itu saja. Mudah sekali.

Selain itu, pola analisis teknikal Candlsetick juga memiliki nama-nama yang unik dan deskriptif. Sehingga sangat membantu kita untuk memahami dan mengingat makna di balik kemunculan pola tersebut.

Seperti contoh misalnya: Morning Star dan Evening Star. Keduanya adalah nama pola Candlestick yang sangat deskriptif. Sebuah penamaan yang hampir mirip penggambaran sebuah cerita.

Morning Star (Bintang Pagi), adalah pola pembalikan arah naik (Bullish Reversal Pattern). Seperti halnya bintang yang muncul dan terlihat di pagi hari, yang menandakan awal dari hari yang cerah. Pola Candlestick Morning Star juga menandakan awal dari trend naik (Bullish Uptrend).

Begitu pun dengan Evening Star (Bintang Senja), adalah pola pembalikan arah turun (Bearish Reversal Pattern). Seperti halnya bintang yang muncul di sore hari, yang menadakan hari yang cerah telah berakhir, dan malam semakin temaram. Pola Candlestick Evening Star menandakan bahwa “pesta sudah selesai”, dan trend akan berubah menjadi turun (Bearish Downtrend).

Kekuatan Analisis Teknikal Candlestick #3: Cepat dan Responsif

Jika dibandingkan dengan pola analisis teknikal klasik, seperti misalnya Double Tops, Double Bottoms, Head and Shoulders, dan lain sebagainya. Pola Candlestick termasuk responsif dan cepat dikenali.

Kita ambil contoh, misalnya pola analisis teknikal klasik seperti Head and Shoulders. Head and Shoulders adalah sebuah pola besar, yang perlu waktu lama untuk terbentuk dengan jelas. Terkadang kita harus menunggu hingga sebulan atau lebih, sampai pola Head and Shoulders itu terlihat. Karena tidak ada Head and Shoulders yang terbentuk dalam waktu 3 hari.

Bahkan pola analisis teknikal klasik yang lebih “kecil”, seperti misalnya Triangle dan Flag, tetap perlu waktu minimal seminggu agar polanya terlihat dengan jelas.

Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan chart saham ANTM di bawah ini. Dimana pola Head n Shoulders, mulai dari titik awal hingga konfirmasi, memerlukan waktu 50 hari (hampir 2 bulan) untuk terbentuk dan terbaca dengan jelas.

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 1 - Investasi SahamPin

Dengan menggunakan analisis teknikal Candlestick, kita tidak perlu menunggu selama itu. Karena kebanyakan pola Candlestick terdiri dari satu, dua, atau tiga Candle saja.

Cara Membaca analisis teknikal Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 2 - Investasi SahamPin

Itu artinya, kita cuma perlu waktu 1-3 hari untuk menentukan, kapan waktunya Buy dan kapan waktunya Sell. Tidak perlu menunggu sampai berminggu-minggu untuk mengambil keputusan.

Analisis teknikal Candlestick adalah metode analisis teknikal yang cepat dan responsif. Terutama kalau dibandingkan dengan analisis teknikal klasik.

Analisis Teknikal Candlestick: Kekurangan dan Kelemahan

Tidak ada metode analisis teknikal yang sempurna, termasuk juga analisis teknikal Candlestick. Itulah sebabnya, sangat disarankan untuk menggunakan teknik ini, bersamaan dengan indikator analisis teknikal yang lain. Berikut adalah beberapa keterbatasan dari metode ini.

Kelemahan Analisis Teknikal Candlestick #1: Tidak Ada Target Harga

Salah satu kelemahan analisis teknikal Candlestick, dibandingkan dengan analisis teknikal klasik adalah, pola Candlestick tidak memberikan target harga.

Artinya, kalau katakanlah misalnya, muncul pola Morning Star (yang adalah pola Bullish Reversal). Kita memang tahu bahwa harga akan segera berbalik arah. Kita memang tahu bahwa trend akan berubah naik (Bullish Uptrend). Tapi kita tidak tahu, akan naik sampai ke harga berapa, dan berapa lama harganya akan sampai kesana.

Hal ini berbeda misalnya dengan, katakanlah kita ambil contoh, pola Double Bottom (yang juga adalah sama-sama pola Bullish Reversal). Ketika pola Double Bottom muncul, kita punya target harga. Kita tahu kira-kira harga akan naik naik sampai ke berapa, dan dalam jangka waktu berapa lama harganya akan naik sampai kesana.

Hal ini juga berlaku untuk pola seperti Double Tops, Head and Shoulders, Triangle, Flag and Pole, Cup and Handle, dan lain sebagainya. Setiap pola analisis teknikal klasik, sebenarnya punya target harga historis. Yang artinya, kita bisa tahu kira-kira harganya akan naik sampai ke berapa, dan berapa lama naiknya.

Target harga inilah yang tidak akan kita temukan di analisis teknikal Candlestick. Kita cuma tahu harga saham akan naik, atau akan turun. Tapi harga saham akan naik sampai setinggi apa, atau akan turun sampai sedalam apa, kita tidak tahu.

Kelemahan Analisis Teknikal Candlestick #2: Tidak Bisa Digunakan di Market yang “Dangkal”

Idealnya, analisis teknikal saham Candlestick digunakan di chart saham harian (Daily Chart). Mengapa idealnya dilihat di chart saham harian? Karena begitu kita masuk ke chart saham intra-day, maka bentuk dan pola Candlestick akan sulit untuk dikenali.

Inilah sebabnya, banyak yang mengatakan, bahwa analisis ini tidak dapat digunakan untuk trading jangka pendek atau Day Trading, apa lagi One Day Trade. Karena memang agak sulit menemukan saham yang punya bentuk Candle panjang di chart intra-day.

Untuk memahami maksud saya, silakan perhatikan chart di bawah ini…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 3 - Investasi SahamPin

Di atas adalah contoh chart saham ANTM, dengan interval chart 5 minute (M5 intra-day). Dengan bentuk Candle yang seperti itu, hampir tidak ada pola Candlestick yang dapat terbaca dengan jelas.

Chart saham intra-day cenderung “dangkal”, dengan pergerakan harga yang tidak signifikan. Sehingga bentuk Candle yang dihasilkan juga pendek-pendek, dan bentuknya relatif sama semuanya.

Kelemahan Analisis Teknikal Candlestick #3: Terlalu Fokus Pada Pola

Kelemahan berikutnya adalah, metode analisis teknikal saham ini membuat kita terlalu fokus pada pola Candlestick.

Padahal, selain pola Candlestick, sebenarnya masih ada faktor lain yang harus kita perhatikan, sebelum kita mengambil keputusan Beli atau keputusan jual.

Itulah sebabnya, di TRANSIT Investing Masterclass (versi PRO dan PRO+), kita belajar yang namanya analisis teknikal Candlestick PTC. Pattern, Trend, and Context.

Karena analisis teknikal Candlestick tidak hanya bicara soal pola saja, tapi juga tentang Trend dan Context. Bukan hanya tentang bentuk Candle, tapi kapan dan dimana Candle itu muncul.

Sebagai contoh misalnya pola Candlestick Hammer (Bullish Reversal). Kebanyakan trader dan investor saham, mengetahui bahwa setiap kali pola Hammer berarti saham akan naik, dan itu berarti waktunya beli.

Ini adalah pemikiran yang keliru. Sebab tidak semua Hammer adalah sinyal beli (Pattern). Kita harus lihat dulu kapan Hammer itu muncul (Trend), dan dimana posisinya (Context).

Apakah pola Candlestick Hammer itu muncul ketika saham sedang berada dalam trend turun (Bearish Downtrend)? Apakah pola itu muncul ketika saham sedang berada di Support? Atau munculnya justru di tengah-tengah, dan kondisi market-nya sedang Sideways?

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembacaan dan hasil analisis teknikal Candlestick. Tidak hanya tentang pola Candle saja. Namun sayangnya, 90% dari tutorial yang ada, hanya fokus di pola (Pattern) saja. Padahal masih ada faktor Trend dan Context yang tidak kalah pentingnya.

Dasar-dasar dan Cara Membaca Candlestick

Cara membaca Candlestick sebenarnya sederhana saja. Setiap Candle saham terbentuk oleh 4 komponen harga, yaitu: harga pembukaan (opening price), harga tertinggi (high price), harga terendah (low price), dan harga penutupan (closing price). Untuk lebih jelasnya, silakan simak ilustrasi berikut ini…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 4 - Investasi SahamPin

Jika harga penutupan (closing price), lebih tinggi daripada harga pembukaan (opening price), itu artinya pada hari tersebut, harga sahamnya bergerak naik. Sehingga Candle yang muncul adalah warna hijau.

Sebaliknya, jika harga penutupan (closing price), lebih rendah daripada harga pembukaan (opening price), itu artinya pada hari itu, harga saham bergerak turun. Sehingga Candle yang muncul adalah warna merah.

Dengan kata lain, Candle warna hijau artinya sahamnya naik. Sedangkan Candle warna merah berarti sahamnya turun. Cara membaca candlestick memang sesederhana itu saja.

Contoh Pola Candlestick yang Umum

Analisis teknikal Candlestick memiliki puluhan pola dan formasi. Namun secara umum, kita dapat membaginya menjadi 3 kategori. Yaitu: Pola yang terdiri dari satu, dua dan tiga Candle.

Contoh Pola yang Terdiri Dari 1 Candle

Cara Membaca Pola Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 5 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Hammer pada saham WIKA…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 6 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Shooting Star pada saham WTON…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 7 - Investasi SahamPin

Contoh Pola yang Terdiri Dari 2 Candles

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 8 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Bullish Engulfing pada saham ASII…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 9 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Bearish Engulfing pada saham TINS…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 10 - Investasi SahamPin

Contoh Pola yang Terdiri Dari 3 Candles

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 11 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Morning Star pada saham BBRI…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 12 - Investasi SahamPin

Contoh pola Candlestick Evening Star pada saham BEST…

Cara Membaca Candlestick Untuk Analisis Teknikal Saham 13 - Investasi SahamPin

Sebenarnya masih sangat banyak sekali pola Candlestick yang ada, namun tidak sempat kita bahas pada kesempatan kali ini. Karena yang dapat kita tampilkan disini hanyalah sedikit dari puluhan (bahkan ratusan) pola Candlestick yang ada.

Sampai disini, pertanyaan yang cukup sering muncul adalah: Apakah kita harus mengingat dan menghafal semua pola yang ada? Apakah tidak bisa kita hanya mengingat pola yang paling sering muncul? Atau kita hanya menghafal pola yang paling powerful saja? Daripada harus menghafal sampai puluhan atau ratusan pola yang ada?

Jawabannya: Tidak! Kita tidak harus dan tidak perlu mempelajari sampai ratusan pola Candlestick. Karena menurut pengalaman saya, sebenarnya hanya ada 7 pasang pola analisis teknikal Candlestick, yang paling ampuh dan akurat untuk trading dan investasi saham di Bursa Efek Indonesia.

Dan 7 pasang pola tersebut, sudah kita bahas secara detail dan mendalam di TRANSIT Investing Masterclass (versi PRO dan PRO+). Pembahasan tersebut juga lengkap dengan contoh-contoh kasus, serta penggunaannya dalam lingkup Candlestick PTC (Pattern, Trend, and Context).

Analisis Teknikal Saham Candlestick: Logika di Balik Pergerakan Harga

Satu hal yang tidak banyak diketahui oleh para trader dan investor saham di Indonesia adalah, apa yang membuat analisis teknikal Candlestick begitu powerful, sebenarnya bukan polanya.

Analisis Teknikal Candlestick bisa begitu powerful, karena metode analisis teknikal saham ini dapat memberikan kita informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pergerakan harga saham. Termasuk aksi-aksi “di belakang layar”, dan rahasia-rahasia yang selama ini tidak pernah dibahas oleh para “pakar saham”.

Nah, rahasia-rahasia Inilah yang akan kita bahas di TRANSIT Investing Masterclass (Basic). Dimana kita akan membahas proses bagaimana harga bergerak (dibuat naik dan turun). Siapa-siapa saja yang terlibat, dan apa-apa saja modusnya.

TRANSIT Investing Masterclass (Basic), tersedia secara GRATIS, untuk jangka waktu dan kuota terbatas. Anda cukup melakukan registrasi, kemudian sistem kami akan mengirimkan link untuk Anda mengakses video-videonya. Dari situ, Anda bisa langsung mulai menonton, mulai belajar dan menemukan rahasianya!

Btw... jika Anda menyukai artikel ini, boleh tolong share?